CERITA MENARIK DIBALIK SUKSESNYA JOB MATCHING SMKN 2 PADANG

Ada sepenggal kisah unik menarik dibalik suksesnya kegiatan Job Matching SMKN 2 Padang yang diselenggarakan pada tanggal 26 dan 27 November 2014. Acara yang sukses menjaring ratusan calon tenaga kerja tamatan SMK se sumatera barat ini untuk datang ke SMKN 2 Padang mencari kesempatan meraih pekerjaan walaupun hujan deras mengguyur kota Padang seharian.

Yah, musim hujan yang melanda akhir- akhir ini ternyata tidak menyurutkan niat kami untuk tetap berkegiatan. Guru dan siswa saling bahu membahu mempersiapkan segala sesuatunya, terutama dua hari menjelang. Memasang spanduk, dekorasi ruangan dan stand dunia usaha, mengangkat meja dan kursi, para siswa yang serius berlatih untuk mengisi acara bahkan membuat rangkaian listrik untuk penerangan stand yang dikerjakan sampai larut malam. Peluh kami telah bercampur dengan pakaian lembab karena bekerja dibawah hujan sore sampai malam itu...

Kekhawatiran kami mulai timbul karena curah hujan yang cukup tinggi akhir-akhir ini. Jangan-jangan hujan akan menggangu kelancaran acara selama dua hari tersebut. Ketua panitia pun ternyata memikirkan hal yang sama dan menghubungi penulis. Tentu saja saya pun menyikapinya dengan segera. Si “orang pintar” pun dihubungi dan menyanggupi untuk membantu kami. Segala persyaratan yang diminta telah dipersiapkan. Kini tinggal menunggu kedatangan orang tersebut.

Pulul sembilan malam itu orang yang ditunggu tunggu pun datang. Jampi-jampi dibacakan. Cabe keriting dan bawang merah telah disematkan pada sapu lidi. Saya pun mengiringi si “orang pintar” tersebut menabur garam di sekeliling sekolah.

Beberapa saat kemudian memang apa yang diharapkan terjadi. Hujan mulai reda dan awan gelap yang menggantung di langit Simpang Haru (nama lokasi sekolah) seperti tersibak. Alhamdulillah, kondisi cuaca ini bertahan sampai pagi hari Rabu itu. Tamu undangan dan para pencari kerja mulai berdatangan.gendang dan tambur dibunyikan. Acara pembukaan pun dapat terselenggara dengan lancar dan sukses.

Namun ternyata kegembiraan kami tidak dapat berlangsung lama. Tuhan berkehendak lain. Langit yang tadinya cerah mulai diselimuti awan pekat. Hujan pun turun dengan derasnya sampai sore menjelang membanjiri stand-stand peserta. Tentu saja kami kecewa dan gigit jari. Tidak terkecuali penulis. Namun dibalik rasa  kecewan, kami tersenyum dalam hati dan mentertawakan diri sendiri... ternyata guru masa kini masih saja percaya dengan hal-hal mistis begini...(zz 014)