Jakarta, Senin (6 Juli 2009) -- Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) melalui Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan (Dit. PSMK) mempertajam program kewirausahaan sekolah menengah kejuruan (SMK). Di samping SMK terus didorong bermitra dengan industri untuk perluasan pasar kerja, para siswa SMK dikenalkan konsep - konsep kewirausahaan. Program ini diselenggarakan melalui program three plus one.
Direktur Pembinaan SMK Joko Sutrisno menyampaikan, program three plus one adalah program bagi siswa SMK yang telah mengikuti ujian nasional (UN) untuk dilatih khusus memperdalam kompetensinya dan mampu melakukan tata operasi usaha kecil dan menengah, cara memasarkan, mengidentifikasi pasar dari karya yang dihasilkan, dan bagaimana menata kelola laporan keuangan. "Program kewirausahaan akan kita pertajam, dengan demikian kita harapkan bahwa peluang kerja akan semakin besar di Indonesia. Kita akan terus mendorong pemerintah untuk bisa membeli barang - barang yang dibuat oleh putra - putra Indonesia sendiri," katanya saat memberikan keterangan pers di Gedung Depdiknas, Jakarta, Senin (6/07/2009).
Joko menjelaskan, program ini dilaksanakan mulai siswa mengikuti pendidikan di SMK selama tiga tahun dan diperpanjang untuk masa waktu paling lama satu tahun disesuaikan dengan program industri. Program ini, kata Joko, dilatarbelakangi adanya permintaan magang dari industri kepada siswa SMK dalam durasi yang panjang selama enam bulan sampai dengan satu tahun. "Oleh karena itu, kita mencari satu solusi sebaiknya kalau ada industri yang meminta siswa magang untuk term yang panjang kita akan kirimkan siswa yang sudah mengikuti UN," katanya.
Joko mengatakan, keuntungan program ini adalah para siswa SMK yang mengikuti program ini bersama mitra industri dapat membuat alat - alat pendidikan untuk mencukupi kebutuhan sekolah sendiri dengan harga yang terjangkau seperti merakit notebook. Depdiknas, kata dia, sudah mencanangkan bahwa tahun 2014 pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). "Notebook sudah merupakan tool bagi para siswa untuk bisa belajar dengan baik. Kita terus mencari mitra industri baik nasional maupun internasional untuk bisa membuat notebook dengan harga yang terjangkau untuk peserta didik di SMK," katanya.
Joko menambahkan, program ini juga merupakan sinyal kepada industri bahwa ada siswa SMK yang memiliki kompetensi kelas industri. Dia mencontohkan, kemampuan siswa untuk merakit mesin perkakas, laptop, personal komputer (PC), LCD, monitor, dan motor. Dia menyebutkan, salah satu program keahlian yang banyak diminta siswanya magang oleh industri adalah pariwisata. "Permintaan magangnya sampai delapan bulan," katanya.
Joko berpendapat, cikal bakal untuk menjadikan Indonesia kuat dalam manufaktur maka basis yang paling kuat dilakukan adalah dengan menerapkan pola seperti program ini di SMK. "Kita bisa menjadi Cina yang kedua dalam waktu tiga sampai dengan empat tahun kalau pola ini bisa berjalan dengan baik," katanya.***