Komitmen Peduli Lingkungan SMK 2
Keindahan haruslah menyentuh hingga ke hati. Untuk itu, agar keindahan lingkungan pendidikan menjadi contoh khalayak melatih budaya bersih, sekolah harus menjunjung tinggi prinsip dasar pendidikan Minangkabau, yaitu alam takambang jadi guru.
Sehingga cita-cita sekolah mengembangkan dan mencapai Adiwiyata, bisa terwujudkan. Contohnya di SMKN 2 Padang. Guru dan ratusan siswanya berkomitmen mencapai Adiwiyata Nasional.
“Dengan membangun kebersamaan peduli terhadap lingkungan serta mengembangkan pendidikan budaya bersih, kami optimis menjadi SMK Negeri pertama di Kota Padang yang meraih Adiwiyata Nasional,” ujar Kepala SMKN 2 Padang, Raymon kemarin (19/2).
Saat ini, SMKN 2 Padang telah memperoleh piagam Adiwiyata tingkat provinsi. Tahap awal dalam minggu ini untuk Adiwiyata Nasional, yaitu pembenahan biopori, green house, toga, bank sampah, dan berbagai fasilitas pendukung lain.
“Seluruh SMK Negeri di Kota Padang, sebenarnya sudah memiliki modal meraih Adiwiyata. Namun mengandalkan itu saja rasanya tidak cukup. Kami sangat berterimakasih pada Bapedalda, sekolah pembina, disdik, dan komite sekolah dalam pengembangan budaya bersih. Benar kata pak Emrizal (pihak Bapedalda, red), budaya bersih harus menyentuh sampai di hati,” ujarnya.
Perwakilan Bapedalda Kota Padang, Emrizal membenarkan, Adiwiyata sebenarnya masalah komitmen sekolah. Dia sangat bangga kalau sekolah di Padang tercatat sebagai peraih Adiwayata terbanyak di Indonesia. “Di Padang rata-rata sekolah telah memperoleh Adiwiyata mulai tingkat kota, provinsi, nasional, hingga mandiri,” ujarnya.
Kata Emrizal, Adiwiyata sangat berperan dalam membentuk individu orang-orang yang beraktivitas di dalam sekolah tersebut. Berdasarkan survei pihaknya, kebanyakan sekolah Adiwiyata individunya ramah dan berbudaya bersih. Berbanding terbalik dengan sekolah yang tidak membangun konsep Adiwiyata.
“Orang-orang di sekolah Adiwiyata akan menggunakan kata-kata menyentuh hati untuk mendidik. Sebab prinsip dasar Adiwiyata yaitu pembelajaran bahwa Allah sangat mencintai keindahan,” ujarnya.
Pihaknya akan terus mendorong SMKN 2 Padang untuk meraih piagam Adiwiyata tingkat Nasional. “Komitmen yang telah kita bangun di SMK ini, harus dilaksanakan dan dicapai dengan kerja sama dan membangun budaya bersih luar serta dalam,” pungkasnya.
Kepala SMK Semen Padang, Gusriadi yang hadir sebagai sekolah pembina Adiwiyata SMKN 2 Padang mengatakan, berdasarkan pengalaman pihaknya, mencapai Adiwiyata yang terpenting yaitu rutinitas.
“Masalah hasil nanti dipikirkan. Berapa pun tim yang kita miliki, kegiatan Adiwiyata sekolah harus tetap berjalan. Siswa kunci utama untuk penanaman budaya peduli lingkungan. Selain itu, selalu koordinasi dengan Bapedalda,” ujarnya.
Katanya, SMK Semen Padang bisa memperoleh Adiwayata Nasional 2014 lalu karena optimisme dan terus komit terhadap kebersihan lingkungan. Bahkan pihaknya menggunakan keahlian siswa dalam penciptaan alat yang mampu berkontribusi terhadap lingkungan, seperti mesin pencacah sampah.
“Yayasan sekolah Semen Padang, mewajibkan setiap sekolahnya dalam pencapai Adiwiyata. Kalau tidak terlaksana kepala sekolah bisa mutasi jabatan,” ujar Gusriadi meyakini komitmen pihaknya.
Kepala SMP Semen Padang, Suindra mengatakan, Adiwiyata bentuk terjemahan keinginan wali kota Padang mencapai kebersihan lingkungan. Baginya, sekolah Adiwiyata bukan sekolah mewah, melainkan sekolah bersahaja.
“Kunci utama mencapai Adiwiyata sekolah yaitu kepala sekolah, wakil, dan tim work sekolah tersebut. Dukungan Adiwiyata tidak dalam bentuk cerita, tapi sikap. Nampak sampah langsung ambil. Nampak tamu langsung sapa dengan ramah,” ujarnya.
Ketua Komite SMKN 2 Padang, Alhapen mengatakan, pihaknya akan mendukung penuh segala program sekolah, seperti Adiwiyata.
“Kami selaku komite sekolah akan saling berkoordinasi dalam pencapaian Adiwiyata SMKN 2 Padang. Sebab dukungan banyak pihak salah satu kunci sukses program ini,” pungkasnya. (*)
sumber : http://m.padek.co/detail.php?news=53274